5 Kesalahan Umum Desain Kemasan Skincare yang Sering Dilakukan Brand Baru
MurniCare Maklon Skincare, Jakarta – Selayaknya bisnis lain, para brand skincare juga tidak jarang melakukan kesalahan dalam menentukan desain kemasan. Merancang produk skincare bukan hanya soal tampilannya, namun juga fungsinya. Packaging skincare yang estetik dan fungsional pada akhirnya akan menguntungkan, baik untuk konsumen dan juga untuk brand itu sendiri.
Nah, apa saja sih kesalahan umum para brand baru dalam menentukan desain kemasan skincare? Kita akan bahas lebih lengkap pada artikel ini!
1. Lupa Terhadap Fungsi Kemasan
Banyak dari kita ingin menjual produk berkemasan estetik. Pada dasarnya, kemasan yang estetik cenderung lebih menarik untuk dibeli. Sebenarnya, hal ini bagus untuk menarik minat konsumen. Namun, aspek fungsional justru lebih penting untuk pengalaman konsumen. Melupakan aspek ini merupakan kesalahan dalam desain kemasan skincare.
Beberapa contoh kemasan yang kurang praktis digunakan, antara lain:
- Night cream dalam kemasan jar atau pot tanpa spatula. Penggunaan bisa kurang higienis.
- Pump body wash sulit ditekan dan sulit mengeluarkan isi produk. Kurang efisien secara waktu dan efektivitas penggunaan.
- Skincare dalam kemasan tube, namun material kemasan kurang fleksibel. Ini membuat isi produk sulit dikeluarkan.
- Skincare dalam kemasan kaca yang berat. Material kaca rentan pecah, terlebih jika berat.
- Kemasan skincare berwarna solid sehingga tidak tahu berapa banyak isinya. Ini bikin konsumen tidak tahu kapan harus membeli produknya lagi.
2. Tidak Sinkron antara Target Market dan Desain Kemasan
“Target market sasaranku kok kayaknya kurang tertarik ya sama produk aku?”
Nah, riset adalah kunci. Setiap target market memang memiliki karakternya masing-masing. Bagaimana cara mengetahuinya? Kamu bisa melakukan survei dengan banyak cara. Mulai dari bertanya langsung, membuat polling di media sosial, membagikan formulir kuesioner, dan sebagainya.
Sebagai gambarannya, pengguna skincare remaja usia SMP mungkin lebih nyaman menggunakan produk dengan kemasan yang warnanya lebih playful dan cerah. Sedangkan, anak-anak SMA mungkin seleranya bergeser sedikit ke arah produk dengan kemasan kecil dengan desain aesthetic berwarna pastel.
Apabila target market kamu adalah kalangan dewasa, aktif dan sudah bekerja, biasanya mereka memiliki selera yang lebih beragam lagi. Ada yang suka kemasan dengan desain simple-clean, pharmacy-style, elegan, berwarna gelap, eco-friendly, atau dengan desain aesthetic yang menggemaskan.
Biasanya, orang dewasa juga lebih mempertimbangkan aspek ingredients. Mereka menggunakan skincare dengan ingredients yang sesuai dengan goals mereka. Jadi, penting untuk memastikan kemasan berbicara pada audiens yang tepat—jika tidak, itu termasuk kesalahan dalam desain kemasan skincare.
3. Brand Identity dengan Packaging Tidak Sejalan
Brand skincare kamu eco-friendly tapi pakai material plastik? Atau brand kamu menyasar target market remaja tapi packagingnya terlalu dewasa?
Ketidakselarasan ini dapat terjadi kapanpun dan kepada brand manapun. Packaging adalah alat untuk menyampaikan segala hal tentang brand dan produk. Apabila branding yang disampaikan tidak konsisten dengan packaging produk, hal ini bisa membuat konsumen bingung, sebenarnya produk ini untuk siapa?
Pada akhirnya, target market kamu beralih ke produk lain yang dirasa lebih cocok dengan mereka. Jadi, rancanglah serinci mungkin agar kesalahan ini tidak terjadi saat kamu memilih desain kemasan skincare. Jangan lewatkan tahap riset dalam semua aspek dan menyelaraskan setiap elemen brand kamu ya!
4. Terlalu Banyak Info pada Label Kemasan
Informasi pada label kemasan skincare memang sangat penting untuk menjelaskan segala hal terkait produk tersebut. Namun, terlalu banyak tulisan justru akan menurunkan minat calon pembeli untuk membaca label produknya. Isi label produk adalah hal yang patut dipertimbangkan, terutama buat brand kamu yang produknya berkemasan kecil.
Masukkan info yang paling penting untuk diketahui konsumen. Beberapa diantaranya adalah nama produk, fungsi, kandungan skincare, cara pakai, dan tanggal kadaluarsa. Kamu bisa memasukkan info lain yang lebih rinci pada area belakang produk.
Jadi, hindari kesalahan ini dalam memilih desain kemasan skincare ya!
5. Mengabaikan Efisiensi Produksi
Brand kamu punya rencana untuk menggunakan packaging dengan bentuk, material dan warna yang nggak umum dipasaran? Strategi ini sangat bagus untuk menonjolkan brand identity. Namun, ada aspek lain nih yang harus dipertimbangkan.
Packaging tentu butuh waktu untuk diproduksi secara massal. Durasi produksi juga bergantung kepada tingkat kerumitan bentuk packaging. Semakin rumit bentuknya, maka semakin butuh banyak waktu untuk produksi.
Kemungkinan kesalahan cetak dapat meningkat ketika bentuk packaging tidak umum, sangat berbeda dari yang lainnya, bahkan baru pertama kali diproduksi. Hal ini tentu mempengaruhi durasi proses maklon.
Namun, apabila brand kamu siap untuk menempuh proses maklon yang lebih panjang, pastikan bahwa perkiraan terjadinya hal-hal tersebut sudah masuk di timeline dan budgeting yang kamu buat.
Dengan menghindari lima kesalahan di atas, brand kamu bisa hadir dengan desain kemasan skincare yang estetik dan kuat secara identitas. Ingat, kemasan yang bagus bukan hanya untuk dilihat, tetapi juga tentang bagaimana sebuah produk menyampaikan pesan brand secara konsisten melalui kemasannya.
Butuh kemasan yang unik dan fungsional dengan desain yang estetik? MurniCare Maklon siap mewujudkannya untuk brand kamu!
Di MurniCare, kamu punya ribuan pilihan model packaging untuk mewadahi berbagai viskositas skincare. yang tersedia di MurniCare sangat beragam, mulai dari spray, jar, pump, wadah kaca, botol pipet, botol spray, dan lain sebagainya.
Konsultasikan kebutuhan produk untuk brand skincare kamu dengan menghubungi kami melalui atau kirim Email ke [email protected] untuk pertanyaan dan info lebih lanjut.
Booking sesi konsultasimu sekarang, yuk!